Kelebihan Dan Kekurangan Pupuk Organik Dan Anorganik

Kelebihan Dan Kekurangan Pupuk Organik Dan Anorganik
Pupuk merupakan suatu bahan yang dimasukan ke dalam tanah dengan maksud menambah kesuburan (persediaan hara) dalam tanah. Pemanfaatan pupuk terutama disektor pertanian sangatlah penting, hal ini menyangkut dengan salah satu faktor penentu produktivitas komoditi. Penggunaan pupuk dimaksudkan untuk menambahkan kandungan hara yang dibutuhkan tanaman, oleh karena itu pupuk dapat diberikan dengan cara, disemprot, ditaburkan, ataupun dapat disuntikan ke tanaman.
Semua jenis pupuk pada dasarnya adalah senyawa kimia, baik pupuk kimia an-organik (Urea, ZA, SP-36, TSP, KCL, dll), ataupun pupuk kimia organik (pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk hijau). Pupuk kimia an-organik merupakan produk yang disintesa menggunakan teknologi yang dikembangkan manusia, sedangkan pupuk kimia organik disintesa oleh alam atau bahannya berasal dari organisme (tumbuhan dan hewan.)
Terdapat perbedaan mendasar antara pupuk an-organik dan pupuk organik. Pupuk an-organik (Urea, SP36,dsb) kandungan haranya bersifat cepat tersedia (fast release), artinya pupuk tersebut cepat melepaskan kandungan unsur haranya, sehingga dalam beberapa jam saja, kandungan haranya dapat diserap tanaman. Sedangkan pupuk organik lebih lambat (slow release) melepaskan kandungan haranya, pupuk organik membutuhkan waktu berhari-hari.
Kandungan hara pupuk anorganik lebih besar dibandingkan pupuk anorganik, sehingga penggunaan pupuk organik hanya ditujukan sebagai pupuk pelengkap saja. Karena, dalam pemanfaatannya pupuk organik akan dibutuhkan jumlah yang sangat besar untuk menggantikan pupuk anorganik. 
Berikut  merupakan jenis pupuk menurut Pusat Penelitian Tanah Dan Agroklimat, Badan Litbang Pertanian (1999) dalam M. Anang Firmansyah (2011). Mengelompokan  dan memberikan kriteria pupuk sebagai berikut:

Pupuk Makro Anorganik yaitu pupuk alternatif yang merupakan sumber hara N, P, K dengan kandungan N, P2O5 dan K2O masing-masing minimal 10%. Contohnya: pupuk Urea mengandung 46% unsur N, SP-36 mengandung 36% unsur P2O5 dan KCL mengandung 50% unsur K2O. 

Pupuk organik yaitu pupuk yang berasal dari sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos berbentuk cair maaupun padataan yang antara lain dapat memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, dapat meningkatkan daya menahan air, kimia tanah, biologi tanah dengan kriteria sebagai berikut :  
Untuk pupuk padatan mengandung bahan organik minimal 25%.
Untuk pupuk cair mengandung senyawa organik minimal 10%. 
Pupuk padat mempunyai rasio C:N maksimal 15.


1.     Bahan pembenah tanah (soil conditioner), yaitu bahan yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia tanah dan/atau dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Temasuk pembenah tanah adalah dolomie, kapur fosfatan, zeolit, gypsum. Sasaran ditunjukan pada lahan yang memerukan secara selektif. Kriteria bahan pembenah tanah adalah sebagai berikut:
Tidak harus mengandung N, P, K.
Kandungan selain N, P, K lebih dari 10%.
Bukan sebagai sumber unsur hara bagi tanaman.
Dapat berupa campuran mineral primer. 

Pupuk mikroba yaitu formulasi inokulum mikroba yang dapat menambah/ meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, misalnya penambat N, mikroba pelepas P, mikroba dekomposer. untuk menjamin efektivitas penggunaan produk pupuk mikroba harus disertai sertifikat jaminan mutu dan dalam label dicantumkan cara pengguaan, penyimpanan serta mutu dan saat kadaluarsa. Persyaratan mutu inokulum mikroba apabila populasi mikroba yang dimaksud antara 106-109 CFU. 

Pupuk pelengkap yaitu pupuk yang penggunaannya ditunjukan untuk melengkapi penggunaan pupuk makro. Termasuk pupuk pelengkap adalah pupuk yang kandungan utamanya unsur hara sekunder (Ca, Mg, S) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl, Co). Pupuk yang dikelompokan dalam unsur hara sekunder umumnya pupuk tunggal dan majemuk serta amelioran cukup banyak mengandung ke 3 unsur tersebut. Beberapa unsur hara sekunder yaitu kiserit, oksida magnio, dan sulfomag. Kriteria pupuk pelengkap berupa cairan atau padatan sebagai berikut :
Kandungan N, P2O5, K2O masing-masing kurang dari 10%.
Kandungan utama adalah hara makro sekunder dan hara mikro.
Apabila pemberian melalui daun, unsur hara harus larut dalam air.

Setelah mengenal beberapa jenis pupuk selanjutnya adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan pupuk tersebut yaitu:

Kelebihan Pupuk Anorganik :
Respon cepat terlihat pada tanaman karena kandungan haranya mudah terserap.
Kadar unsur hara yang tinggi.
Praktis atau dapat langsung diaplikasikan pada tanaman.

Kekurangan pupuk anorganik:
Bentuk unsur hara pupuk anorganik menyebabkan mikroba dalam tanah sulit mengurai, sehingga akan menjadi residu yang menyebabkan mikroba  penghasil bahan organik dalam tanah mati sehingga mengurangi kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk anorganik yang terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi padat/ mengeras dan tidak responsif terhadap pupuk yang diberikan kembali sehingga akan menambah jumlah pupuk yang tentu saja akan merugikan petani.
Dapat menurunkan pH tanah dan kandungan oksigen sehingga akan menghambat suplai oksigen ke akar berkurang dan menurunkan produktivitas. Selain itu, kadar oksigen yang rendah akan mamatikan mikrobia tanah.

Kelebihan Pupuk organik:
Mempunyai kandungan unsur hara yang lengkap baik hara makro maupun mikro.
Kandungan bahan organik yang tinggi sehingga dapat memperbaiki struktur maupun sifat fisik tanah sehingga mampu mengikat air.
Mengandung asam-asam organik yaitu asam humic, asam fulic, dan hormon yang sangat baik untuk tumbuhan.
Menjadi penyangga pH tanah.
Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun.

Kekurangan Pupuk organik:
Kandungan hara yang relatif lebih kecil sehingga memerlukan jumlah yang besar dalam penggunaannya.
Dalam jangka pendek, respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak secepat pemberian pupuk anorganik.
Diperlukan pengolahan bahan organik menjadi pupuk sebelum diaplikasikan pada tanaman. Sehingga memerlukan biaya, waktu dan tenaga dalam pembuatannya.


Daftar Pustaka
M. anang firmansyah. 2011. Peraturan tentang pupuk, klasifikasi pupuk alternatif, dan peranan pupuk organik dalam peningkatan produksi pertanian. Kalteng.litbang.pertanian.go.id. diakses tanggal 22 juni 2016.
Ata najata. 2013. Pupuk organik vs pupuk anorganik. Farming research.blogspot.com. diakses tanggal 22 juni 2016





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PEMELIHARAAN TANAMAN SEDAP MALAM (Polianthes tuberosa)

CARA MEMBUAT KOMPOS PADAT DAN CAIR